Kenapa

Renungan kecil
beberapa dari beribu2 pertanyaan kenapa yang pernah terfikirkan dalam hidupku

suatu hari di tahun 1994
Hidup baru dan Sekolah baru.. memasuki sekolah dasar merupakan suatu perubahan pertama yang mempunyai kesan dalam hidupku,,, dengan seragam baru,, pergi melenggang ke sekolah diantar apa.. disana banyak sekali anak2 dengan berbagai karakter kutemui,, karena masih asing dengan lingkungan itu,, aku menjadi sedikit kaku untuk memulai percakapan dengan orang2 yang baru kukenal, selang beberapa minggu sekolah,, ku masih mengalami hal demikian,, ku bertanya "kenapa begitu sulit untuk ku menyesuaikan diri dengan lingkungan ini?" sampai2 dulu pas pagi2 ku berangkat sekolah,, tapi ga pergi ke sekolah malah main2 aja dibelakang rumah.,, suatu kebodohan yang menggelikan jg jika di ingat... selain itu jg karena ada beberapa orang temanku yang suka memalak disekolah.. kukembali bertanya "kenapa mereka kecil2 sudah seperti itu?hanya memikirkan diri sendiri,,," tapi pertanyaan tersebut masih sebatas pertanyaan yang sampai waktu itu belum kudapat jawabnya,, karena usiaku yang masih terlalu kecil untuk mencari jawabannya.
Itu pertanyaan di waktu aku anak-anak, kujalani tanpa kutahu bahwa itu adalah serangkaian cerita, questions and answers.

suatu hari di tahun 2000
ketika fajar.,, di ufuk timur,, kami sekeluarga masih terjaga di samping nenek yang tengah payah menahan rasa sakitnya,, diusianya yang sudah bisa dibilang senja ,, 82 tahun,... kami melafalkan syahadat... ditengah sakitnya meregang nyawa.. dan akhirnya ku lepas juga kepergiannya menuju alam sana.. kembali ku bertanya "kenapa nenekku harus pergi secepat ini???" belum dapat kubuat dia bahagia,, belum sempat ku balas kebaikannya,, yang ada hanya kenakalan-kenakalanku yang selalu menemani hari2nya,, ya Allah terimalah ia disisiMU.. lapangkanlah kuburannya.. terimalah amalnya selama didunia amin,,,,,,,

suatu hari di tahun 2003
setelah lulus uan smp dengan nilai yang Alhamdulillah memuaskan.. aku langsung melamar ke sma.. dan satu2nya sma yang ku tuju adalah sma pariangan yang berada dekat dengan rumahku.sebenarnya aku ingin sekali masuk sma 1 batusangkar.. tapi orangtuaku melarang.. dan aku tidak tau lasannya .kembali ku bertanya "kenapa aku ga boleh sekolah disana??padahal nilaiku bisa untuk masuk kesana..." tapi aku tau pasti ada alasan orang tuaku untk tidak mengizinkan sekolah disana.akupun tidak menanyakan alasan mereka, karena ku yakin ini buat kebaikanku juga.. tapi yang ada di otakku waktu itu adalah "bukankah sma yang ku tuju itu sma unggul??tapi kenapa aku ga boleh kesana..." dan akhirnya kujalani hari2 ku di sma pariangan seperti layaknya teman2ku.belajar.. bermain.. yaps,, masa2 sma adalah tonggak untuk mencapai masa depan.. dan alhamdulillah ku mampu lalui masa sma ku.. ku ikut marching band dihari jumatnya sebagai kegiatan extrakurikuler,, untuk mengatasi kejenuhanku dalam belajar.. ikut latihan menari dan tampil menari pada saat perpisahan kelas 3, ikut lomba olimpiade kimia dan lomba murid teladan,, utuk menambah pengalaman2.. waktu sma ku masih belum terfikir untuk mempunyai seseorang yang special seperti teman2ku yang lain,, yang ada hanyalah sebatas kekaguman... kadang2 ada,, kadang2 hilang.. kalau ga ada rasa itu ga nolmal jg ,,, pernah ada bebarapa orang teman yang nyatain perasaanya,, tapi yang namanya ga ada perasaan apa2 ku hanya bisa menganggap mereka hanya teman biasa.begitulah masa2 smaku,, tenang dan berjalan sewajarnya,, aku ga menyesal.. seperti yang dibilang teman2ku,, pas waktu sma aku sangat dingin terhadap cowok,, aku cuma berprinsip, rasa sayang itu akan kuberikan hanya untuk orang yang benar2 ku sayang.. dan percuma kalau hanya untuk mempermainkan perasaan orang lain.

suatu hari ditahun 2006
Aku terduduk tunduk dan bersyukur ketika seorang ibu menelvonku dan mengatakan aku diterima di universitas indonesia untuk jurusan ilmu komputer. yang sampai tanggal keberangkatanku aku masih belum mengatahui fasilkom itu seperti apa.. Kutinggalkan mimpiku menjadi mahasiswa farmasi/kimia di universitas di provinsiku dengan anggapan mungkin ini memang jalanku.padahal aku sudah pmdk di UNP. Pertanyaan berikutnya “kenapa aku harus masuk ke universitas ini?”padahal dulu waktu sma ku sangat tidak menyukai pelajaran komputer ini.. tapi aku senang bisa bertemu dengan teman2ku disini dimana kurasakan tali persaudaraan itu begitu kuat,, disaat ku jauh dari orang tuaku.
Aku punya banyak jawaban untuk pertanyaan kenapa yang satu ini. Terlalu banyak untuk diceritakan di sini.

suatu hari tanggal 24 agustus di tahun 2008
aku terdiam saat ada sesorang yang menyatakan perasaannya.. dan ku tau,, ku merasakan hal yang sama.. ku mulai berfikir.. "kenapa rasa itu datang demikian cepat..??" tapi jawabnya belum ku dapat,, untuk pertanyaan ini... disaat dia hibur hatiku... ku hanya bisa berdoa "ya Allah kuatkanlah ikatan ini.. pertemukanlah kami dijalanMu nanti" walau kusadari begitu banyak badai menerjang... tapi untuk satu rasa yang ku yakini,,, aku akan sanggup bertahan dan tak akan berhenti ... dan bila akhirnya .. mimpi ini menjadi nyata,, dunia berikan senyumnya,, tenangkan langkahku,, melewati semuanya... yang aku inginkan,, bila bahagia itu datang,, dia ada di sisiku,, nikmati semua rasa itu ,, sempurnalah sudah,, mimpiku.

Aku paham sekarang kalau cerita hidup kita itu seperti pertanyaan dan jawaban. Tapi aku akan mengganti pertanyaan kenapa dengan apa? Apa rencanaMu selanjutnya?

Sekali, waktu SMA, aku bertanya pada amak dan apa sepulang sekolah sambil menangis “Apa, kenapa teman yang nyontek jawabanku malah dapat nilai lebih tinggi?”. Saat itu aku hanya sanggup mendapat 8 koma untuk nilaiku dari 10 pertanyaan. Apa tersenyum dan mengatakan dengan bijaksana “Kalau kamu dewasa nanti, ketika kamu melihat ke belakang, semuanya seperti kaset yang diputar kembali dan hanya tawa yang tersisa ketika menontonnya. Tah kenapa, kata-kata itu terus terulang di kepalaku di saat aku mulai bertanya-tanya kenapa.

Sekarang, masih banyak pertanyaan-pertanyaan “kenapa” timbul di keseharianku. Tapi pertanyaan itu ingin menegaskan bahwa aku ingin tahu, apa rencana Tuhan selanjutnya.

Tuhan tidak menjanjikan hari-hari yang cerah, tapi Dia menjanjikan kekuatan untuk menghadapi kehidupanku.

0 Response to "Kenapa"

Posting Komentar